Jumat, 01 Maret 2013

Dunia TI

Banyak programmer yang punya skill teknik yang mumpuni, tetapi beberapa diantaranya tidak mempunyai skill negosiasi, bagi programmer apalagi yang freelancer akan sulit bertahan jika tidak punya kemampuan negosiasi yang baik, atau kalaupun bertahan kesulitan untuk menikmati pekerjaannya

Suatu waktu kolega saya pernah mengeluh kalau dirinya tidak pantas dibayar sekian, dia merasa perusahaan membayarnya lebih rendah dari seharusnya, tetapi ketika saya tanya balik, apakah dulu waktu wawancara melakukan negosiasi ?, dia jawab, nggak, langsung nerima gaji yang ditawarkan oleh perusahaan, bagi sebagian orang negosiasi sepertinya adalah hal yang tabu, pertama alasannya karena takut tidak dapat pekerjaan lagi, kedua takut dianggap tidak sopan, ketiga takut dianggap serakah
Ketiga alasan tersebut buat saya tidak masuk akal, terlebih lagi programmer seperti juga akuntan, desainer, pengacara dan profesi sejenisnya membutuhkan keterampilan khusus, saya selalu percaya profesi yang membutuhkan keterampilan khusus selalu ada demand (permintaan) dari pelanggan, itu berarti sang calon pekerja punya posisi tawar yang sama tingkatnya dengan pemberi kerja, jadi kalaupun kita melakukan negosiasi, paling tidak calon perusahaan akan mempertimbangkan anda, kalaupun si calon perusahaan tidak sanggup membayar anda, masih ada perusahaan lain yang bisa anda lamar, kalaupun masih mentok juga, anda masih bisa menurunkan ekspektasi gaji anda sedikit demi sedikit, tapi masalahnya kebanyakan orang tidak mau melakukan percobaan ini, sehingga tidak mengetahui secara pasti berapa potensi dia sebenarnya, lagipula tidak semua perusahaan punya niat untuk membayar rendah, ada juga yang mau membayar lebih mahal
Kerja dibayar tidak sesuai ekspektasi bisa berakibat fatal, dalam jangka panjang bisa menurunkan kualitas bekerja, terlebih lagi biasanya sikap mental yang muncul adalah mengeluh melulu, kalau sudah begini kontribusi anda bagi perusahaan pun terlihat rendah, dan kondisi yang seperti ini nantinya bisa menjadi pembenaran bagi si boss kalau anda memang pantas dibayar rendah, wong kontribusinya juga kecil, padahal kalau dari awal anda sudah dapat bayaran sesuai dengan ekspektasi atau paling tidak mendekati, kualitas kerja yang dihasilkan kemungkinan besar akan lebih baik, kalau kualitas bagus tentunya akan berpengaruh ke perusahaan dan perusahaan akan semakin menghargai anda
Saya percaya uang bukanlah satu-satunya sumber kebahagian, ada sumber kebahagiaan lain di tempat kerja, seperti kolega, lingkungan ataupun berbagai fasilitas lain, tetapi walaupun begitu anehnya keluhan “underpaid” lebih sering saya dengar ketimbang keluhan dari sumber kebahagiaan yang lain
Saya pribadi yang merupakan freelancer programmer yang professional *halah*, selalu berusaha menaikan rate saya setiap ada pekerjaan baru, saya ingin tahu sampai berapa batas maksimum rate saya, saya pribadi punya mimpi mendapatkan rate $100/jam (kelihatannya mustahil yaah ?, haha entahlah yg jelas bermimpi itu gratis, bermimpilah yang tinggi toh gak ada yg melarang :p, sy akui rate sy sekarang masih berkali-kali lipat jauh lebih rendah dari itu, perlu usaha keras, berbagai trik percobaan, perlu makan beberapa waktu dan sedikit keberuntungan untuk menuju ke arah sana), oh iya satu keuntungan lain kalau dapat rate yang lebih besar, kita bisa memilih untuk kerja lebih sedikit waktu per harinya, semakin sedikit waktu yang kita habiskan untuk coding, semakin besar waktu yang kita habiskan buat hal lain (misal Maen Game :-P ), dan ini hal ajaibnya, seringkali masalah dalam coding solusinya ditemukan ketika kita tidak melakukan coding

Tidak ada komentar:

Posting Komentar